BERITA KESEHATAN

5 Kondisi Yang Memerlukan Operasi Angkat Rahim

PianoQQ Lounge 5 Kondisi Yang Memerlukan Operasi Angkat Rahim Operasi angkat rahim atau histerektomi biasanya dilakukan untuk mengatasi berbagai kondisi medis yang menyerang sistem reproduksi pada wanita. Misalnya fibroid rahim, nyeri panggul kronis, hingga kanker.

5 Kondisi yang Memerlukan Operasi Angkat Rahim

5 Kondisi Yang Memerlukan Operasi Angkat Rahim Sama seperti bagian tubuh lainnya, sistem reproduksi wanita juga bisa mengalami sejumlah kondisi tertentu. Terkadang, beberapa kondisi medis tersebut memerlukan tindakan medis khusus, termasuk operasi angkat rahim atau histerektomi. 

Biasanya, dokter akan merekomendasikan prosedur ini apabila berbagai metode pengobatan lain tidak dapat mengatasi kelainan yang terjadi pada organ reproduksi tersebut. Namun, tetap saja metode pengobatan ini menjadi pertimbangan besar untuk sebagian besar perempuan. 

Pasalnya, operasi angkat rahim memiliki efek samping yang terbilang signifikan, yaitu membuat wanita yang menjalaninya tidak bisa lagi mendapatkan kehamilan dan menstruasi, meski belum memasuki masa menopause. 

Kondisi yang Memerlukan Operasi Angkat Rahim

Histerektomi masuk dalam kelompok operasi mayor atau besar, sehingga perlu waktu lebih lama untuk pulih. Meski begitu, ini juga bergantung pada kondisi kesehatan dan usia pasien yang menjalaninya. Adapun keadaan medis yang membuat wanita harus menjalani operasi angkat rahim, antara lain:

1. Endometriosis

Endometriosis menjadi kondisi medis dengan gejala berupa tumbuhnya jaringan yang membentuk lapisan dinding rahim pada bagian luar rahim, misalnya tuba falopi atau ovarium. 

Namun, lapisan ini juga bisa terbentuk pada bagian lain dari rahim, seperti otot rahim. Jika demikian, kelainan ini memiliki sebutan adenomiosis. Gejala dari endometriosis sendiri termasuk nyeri ketika melakukan hubungan intim, nyeri pada area panggul, hingga masalah kesuburan. 

Sebenarnya, endometriosis pada kondisi ringan atau tidak menyebabkan gangguan pada kesuburan tidak memerlukan operasi pengangkatan rahim. Namun, jika tingkatannya sudah berat, bahkan menyebar ke organ lain dan tidak menunjukkan perbaikan setelah menjalani pengobatan, maka dokter bisa menyarankan bedah. 

2. Nyeri panggul kronis

Selain itu, histerektomi juga biasanya menjadi pilihan penanganan untuk kondisi nyeri panggul kronis. Kelainan ini bisa terjadi karena banyak faktor, mulai dari peradangan panggul, endometriosis, fibroid rahim, hingga kanker. 

Beberapa hal tersebut bisa membaik melalui obat-obatan. Akan tetapi, kondisi yang tidak bisa membuat dokter merekomendasikan bedah pengangkatan rahim untuk menghilangkan penyebab dan gejalanya. https://www.youtube.com/embed/mokho9UU_n4?feature=oembed

3. Operasi angkat rahim untuk menorrhagia

Menorrhagia merupakan kondisi saat jumlah darah yang keluar ketika menstruasi lebih banyak dari normal, atau menstruasi yang berlangsung lebih dari satu minggu. Umumnya, wanita dengan kondisi ini harus mengganti pembalut setidaknya setiap dua jam sekali.

Apabila tidak segera mendapatkan penanganan, kelainan ini dapat membuat aktivitas harian jadi terganggu. Bahkan, bisa terjadi komplikasi lain seperti kurang darah atau anemia. Guna mengatasi menorrhagia, dokter dapat menyarankan untuk melakukan prosedur ablasi endometrium atau pengikisan lapisan dinding rahim.

Sayangnya, jika cara ini tidak berhasil, langkah terakhir yang dapat membantu adalah operasi angkat rahim. 

4. Fibroid rahim

Selanjutnya, fibroid rahim, tumor jinak yang bersarang pada jaringan ikat dan otot polos dinding rahim. Sebagian dari kondisi ini tidak menunjukkan adanya gejala, tetapi ada pula yang menunjukkan beberapa tanda, seperti perdarahan saat haid yang berat, nyeri pada panggul, dan masalah kesuburan. 

Operasi angkat rahim umumnya menjadi pertimbangan dokter untuk fibroid rahim yang parah, berukuran besar, atau mengakibatkan perdarahan berat. 

5. Kanker

Wanita yang mengalami kanker pada organ reproduksi, seperti kanker serviks atau kanker rahim umumnya memerlukan operasi angkat rahim. Terutama jika kanker sudah sangat parah atau berada pada stadium 4. 

Sementara itu, untuk kanker organ reproduksi stadium awal, dokter dapat memberi penanganan seperti kanker lainnya, seperti radioterapi, kemoterapi, atau bedah untuk mengangkat jaringan pada lokasi sel kanker berada. 

Selain itu, histerektomi juga menjadi prosedur pilihan untuk mengatasi perdarahan hebat setelah melahirkan atau infeksi pada rahim yang parah. Bahkan, tindakan ini juga menjadi pilihan wanita yang ingin melakukan sterilisasi atau KB secara permanen. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *