CeritaPianoqq B26B Invader – The History of Indonesia’s Last Bomber Kilas balik pada dekade 1960 . Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pernah merasakan puncak masa kejayannya . Waktu itu AURI memiliki beragam alutsista canggih buatan Uni Soviet,
Salah satu allutsista yang di ingat adalah pesawta bomber jarak jauh Tu-16 . Nama bomber satu ini pasti sudah tidak asing bagi agan yang menyukai dunia milikiter
Meski Tu-16 pernah menjadi inventarik AURI, namun bomber ini tidak begitu lama berdinas bersama matra udara. Setelah kejadian G30S/PKI, Indonesia tak lagi mendapat pasokan suku cadang dari Uni Soviet
Untuk kebutuhan Tu-16 Hal ini meneyebabkan bomber tersebut harus pensiun dini pada tahun 1970.
Bicara soal pesawat bomber yang terakhir kali b erdinas bersama AURI , pesawat tersebut justru adalh pesawta yang punya teknologi kuno
Di bandingkan T-16 B26B nivader adalah nama pesawatnya , meski indonesia mendapatkannya secara gratis dari Belanda,
Justru bomber ini yang menjadi The Last Indonesian bomber. Pada kesempata kali ini saya akan membahas pesawta terseb7ut , sudah asay asiapkan pembahasannya d ibawah.
The Last Indonesian Bomber
Setelah pergantian presiden , militer indonesia tidak pernah berhenti berperang. apalagi di bawah pimpinan soeharto yang merupakan pensiunan ABRI, Indonesia justru semakin gencar dalam melakukan operasi militer. Tahun 1975 Indonesia mencanangkan integrasi timor timur sebagai bagian wilayah indonesia Operasi tersebut di awali dengan operasi komodo dan d iteruskan dengna operasi seroja pada bulan desember 1975
Semua matra TNI di kerahkan dlama operasi terseut untuk mendukung miski tersebut matra udara ikut mengirimkan pesawat bomber yang tersisa pada tahun 1975 kekuatan pesawta bomber AURI tingal 6 pesawat saja
B26B Invader B-26B Invader, dengan lukisan gigi hiu pada hindungnya
Mengingat pesawat B*26B AURI pada waktu itu merupakan pesawta tua , maka pada pesawta dengan nomor M-264 dan M-265 hanya di pasang 12 SMB Browning kaliber 12.7mm, delapan roket, dan hanya membawa dua bom buatan Uni Soviet masing- masing sebesar 250kg, hal ini di lakukan agar beban yang di bawah pesawat tidak terlalu berat. PianoQQ
B26B Invader Ilustrasi: airplane
Demi keselamatan penerbang. waktu itu telah diberikan ketentuan bahwa pesawat tidak boleh terbang lebih rendah dari 1.500 kaki di atas permukaan sasaran untuk menghindari terkena tembakan dari bawah. Namun , karena penerbang terlalu agresif menembak , kadang-kadang ketentuan ketinggian terabaikan . Karena medan Timor Timur yang banyak berupa pegunungan, sulit untuk menghindari tembakan dari bawah dengan berlindung pada ketinggian.