Uncategorized

Persiapan Mental Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup!

5 Persiapan Mental Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup!

Persiapan Mental Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup!

Cerita PianoQQ Tidak sedikit muda-mudi masa kini masih berpikir bahwa pernikahan hanyalah menyangkut perkara cinta dan hari-hari bahagia. Padahal, menikah dan membangun rumah tangga bukanlah perkara mudah. Pernikahan adalah perjalanan panjang yang tidak hanya berlangsung selama sehari atau dua hari saja. Makin panjang perjalanan yang akan di tempuh, tentunya memerlukan bekal dan kesiapan yang lebih banyak pula. 

Sering kali, masyarakat menganggap bahwa standar kesiapan menikah hanya menyangkut urusan finansial. Perkara usia juga sering dijadikan standar bahwa seseorang di anggap sudah siap menikah. Padahal usia tidak menjamin kedewasaan seseorang dan kedewasaan jadi hal penting dalam pernikahan.

Terlalu fokus pada usia dan kesiapan finansial membuat masyarakat terlupa pada hal yang lebih penting dalam mempersiapkan pernikahan, yaitu kesiapan mental. Mempersiapkan pernikahan dan mengarungi bahtera rumah tangga membutuhkan kondisi mental dan emosional yang kuat.

1. Evaluasi diri

5 Persiapan Mental Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup!

Evaluasi diri menyangkut pemahaman yang baik tentang siapa diri kita, kekurangan, kelebihan, keinginan, serta nilai-nilai dan harapan yang di perjuangkan dalam hidup kita. Sebelum memutuskan menikah, kita perlu meluangkan waktu untuk menyelam ke dalam diri sendiri untuk mengenal siapa diri kita, mengenal apa yang masih kurang dan salah dalam diri kita. Perjalanan tidak berhenti pada sebatas mengenali, diperlukan kesadaran serta keberanian untuk mengakui segala kekurangan dan kesalahan dalam diri untuk selanjutnya kita benahi, barulah artinya kita telah selesai dengan diri sendiri. 

Pemahaman yang baik tentang diri sendiri akan membantu kita dalam mengomunikasikan visi misi pernikahan, kebutuhan, dan harapan kita bersama pasangan. 

Jika merasa kesulitan untuk mengevaluasi diri sendiri, kita bisa meminta bantuan orang terdekat untuk menilai kita. Mintalah pendapat dan pandangan mereka apakah kita sudah selesai dengan diri kita sendiri dan siap untuk menikah. Pandangan dari orang lain di perlukan karena terkadang kita tidak sadar akan kekurangan diri kita sendiri. Akan semakin baik pula apabila evaluasi diri kita tervalidasi melalui asesmen klinis dari tenaga profesional.

2. Manajemen konflik yang baik

5 Persiapan Mental Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup!

Menikah artinya menyatukan dua individu yang berbeda, dua isi kepala, dua hati, dua karakter, dua kebiasaan, dua kepribadian, dua visi misi, dua impian, dan dua tujuan. Perbedaan-perbedaan ini baik kecil maupun besar bisa menimbulkan konflik dalam pernikahan. Perlu di ketahui bahwa konflik merupakan sesuatu yang alami dan normal dalam setiap hubungan. Hubungan justru akan terasa hambar dan tidak berkembang tanpa kehadiran konflik.

Manajemen konflik yang baik menjadi penting dan merupakan salah satu kesiapan mental yang di perlukan dalam pernikahan. Belajar mendengarkan dengan penuh pengertian, menghargai pandangan pasangan, berkomunikasi secara efektif, mampu mengatur emosi serta bekerja sama dengan pasangan dalam menentukan solusi menjadi keterampilan penting dalam menghadapi konflik rumah tangga.

Perlu disadari bahwa adanya konflik adalah untuk di atasi bukan dihindari. Terus menerus menghindar dari konflik sama saja dengan mengabaikan serta menumpuk masalah dalam hubungan. Masalah yang menumpuk dan tidak terselesaikan ini akan menjadi bom waktu yang kehadirannya dapat mengancam keutuhan pernikahan.

3. Membangun komitmen dan kepercayaan

5 Persiapan Mental Sebelum Menikah, Cinta Saja Tidak Cukup!

Pandangan jangka panjang dalam pernikahan membutuhkan komitmen yang kuat. Bahwa pernikahan tidak hanya dipenuhi hari-hari bahagia. Pasang surut dalam pernikahan adalah suatu kepastian yang membutuhkan komitmen untuk melaluinya. Komitmen ini menjadi poin penting yang akan membantu dalam menjaga kestabilan dan mempertahankan pernikahan.

Hal yang tak kalah penting dari komitmen adalah kepercayaan. Kepercayaan menjadi penting karena tidak jarang konflik dalam rumah tangga di sebabkan oleh tingkat kepercayaan yang rendah pada pasangan. Membangun kepercayaan memang bukanlah hal yang mudah, diperlukan keterbukaan, kejujuran, dan kesetiaan di dalamnya. Namun, membangun kepercayaan hasilnya tidak akan sia-sia. Membangun kepercayaan pada pasangan akan membantu dalam membentuk dan mempertahankan rumah tangga yang harmonis.

Sumber : PianoQQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *