Uncategorized

Stadium Gagal Jantung Mulai dari Tahap A hingga D

4 Stadium Gagal Jantung, dari A hingga D
4 Stadium Gagal Jantung, dari A hingga D

Stadium Gagal Jantung Mulai dari Tahap A hingga D. Gagal jantung tidak berarti jantung berhenti berdetak. Sederhananya, gagal jantung terjadi saat otot jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Siapa pun bisa mengalaminya, bahkan jika kamu mempraktikkan gaya hidup sehat atau tidak pernah mengalami serangan jantung.

Kondisi jantung bawaan, atau penyakit yang tidak di kelola dengan baik seperti dia betes yang dapat merusak jantung, dapat mengantar kamu ke status risiko yang lebih tinggi.
Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa gagal jantung memiliki banyak segi—bisa ringan, tanpa gejala, atau bisa sangat parah hingga membuat seseorang butuh transplantasi jantung untuk bisa bertahap hidup. PianoQQ slot poker online

Stadium Gagal Jantung Mulai dari Tahap A hingga D. Gagal jantung biasanya merupakan kondisi kronis jangka panjang, walaupun bisa juga datang secara tiba-tiba. Sering kali menjadi lebih buruk, tetapi tidak selalu.

Klasifikasi gagal jantung menjadi empat tahap cukup baru dan di gunakan secara khusus oleh komunitas gagal jantung—bukan oleh masyarakat awam dan bahkan jarang oleh sebagian besar ahli jantung. Tahapan ini di tetapkan untuk menekankan pentingnya pencegahan gagal jantung.

Di lansir The Healthy, dokter menggunakan dua jenis sistem klasifikasi untuk menentukan terapi yang ideal bagi pasien gagal jantung. American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA) memiliki empat tahap, yaitu A–D.

Tahap A

Di definisikan sebagai berisiko tinggi mengalami gagal jantung namun tanpa penyakit jantung struktural (cacat pada jantung akibat penuaan, cedera, infeksi, atau cacat jantung saat lahir), atau gejala gagal jantung(pre-heart failure). Artinya, kamu berisiko tinggi mengalami gagal jantung karena memiliki riwayat gagal jantung dalam keluarga atau memiliki satu atau lebih dari kondisi medis ini seperti di lansir Cleveland Clinic:

Tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Dia betes.
Penyakit arteri koroner.
Sindrom metabolik.
Sejarah penyalahgunaan alkohol.
Riwayat demam rematik, Kardiomiopati dalam keluarga, Mengonsumsi obat-obatan yang dapat merusak otot jantung, seperti beberapa obat kanker.

Gejala. Tidak ada gejala untuk gagal jantung tahap A, tetapi penting buat kamu yang punya faktor risiko untuk memantau risiko tersebut. Ini bisa dengan mengelola gula darah dengan baik kalau punya dia betes, atau menjaga kadar kolesterol tetap terkendali.

Diagnosis. Stadium A di diagnosis berdasarkan faktor risiko termasuk kondisi kesehatan yang mungkin sudah di miliki, seperti dia betes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau riwayat gagal jantung dalam keluarga.

Pengobatan. Karena tidak ada gejala yang perlu di obati, maka mengelola faktor risiko adalah kuncinya, sehingga tidak sampai berkembang ke tahap B. Mengelola faktor risiko bisa secara signifikan mengurangi risiko gagal jantung.

Pada tahap ini dampaknya bagi kesehatan mungkin tidak langsung di rasakan karena tidak memiliki gejala. Akan tetapi, gejala bisa berkembang dan berlanjut ke tahap selanjutnya apabila faktor risiko tidak di kelola dengan benar.

Tahap ini adalah waktu yang tepat untuk menerapkan gaya hidup jantung sehat untuk mencegah komplikasi di masa depan. Yang bisa di lakukan meliputi:

Pola makan rendah garam dan rendah lemak, Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, Konsumsi protein seperti ikan atau dada ayam, Mengetahui tekanan darah dan gula darah, dan mendiskusikan obat-obatan dengan dokter yang sesuai untuk mengobati tekanan darah tinggi, dia betes, atau kolesterol tinggi.
Jangan lupakan olahraga. Rekomendasinya adalah rutin aerobik sebanyak 150 menit per minggu.

Tahap B

Di definisikan sebagai penyakit jantung struktural tanpa gejala atau tanda gagal jantung. Pada tahapan ini, terdapat bukti kelainan struktural di jantung, yang mungkin termasuk kondisi seperti kerusakan katup jantung, penyumbatan di arteri jantung, penebalan jantung yang tidak normal, atau penurunan kekuatan fungsi tekanan jantung.

Namun, meskipun kondisi ini mungkin tidak memiliki gejala nyata yang mungkin kamu kaitkan dengan gangguan jantung, seperti sesak napas atau nyeri dada, tetapi kondisi tersebut pasti dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dan gagal jantung bergejala.

Gejala. Pasien dalam tahap ini tidak menunjukkan gejala namun berisiko tinggi berkembang menjadi penyakit simtomatik, termasuk tahap C dan D.

Seperti halnya tahap A, penting untuk tetap berada di atas kondisi yang ada seperti kadar kolesterol tinggi atau hipertensi. Apabila tidak di kelola dengan baik, hipertensi menyebabkan kerusakan pada arteri, dan kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyumbatan di arteri yang memengaruhi aliran darah ke jantung.

Diagnosis. Seperti tahap A, karena tidak ada gejala gagal jantung pada tahap B, gagal jantung bisa dengan mudah terlewatkan hingga berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Ada banyak tes untuk menilai penyebab gagal jantung, tetapi tes diagnostik pertama mungkin termasuk elektrokardiogram atau tes darah untuk melihat apakah ada hormon tertentu yang berasal dari jantung yang melemah. Terkadang lebih banyak informasi langsung di perlukan, misalnya, memeriksa perubahan struktural.

Pengobatan. Mengobati gagal jantung pada tahap B mencakup perawatan yang sama untuk tahap A, serta obat-obatan atau lebih banyak obat dan prosedur khusus jantung, seperti perbaikan arteri dan katup. Beberapa obat mungkin termasuk ACE inhibitor, beta-blocker, angiotensin receptor blocker (ARB), angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNi), diu retik, dan suplemen kalium.

Orang dengan penyakit arteri koroner mungkin memerlukan angioplasti atau pemasangan stent untuk membantu memperlebar arteri dan meningkatkan aliran darah ke jantung. Pengobatan mungkin di perlukan untuk penyakit jantung struktural yang di temukan pada stadium B. Seperti di sebutkan sebelumnya, penyakit jantung struktural dapat berasal dari cacat jantung akibat penuaan, cedera, infeksi, atau cacat saat lahir. Misalnya, pelemahan atau penebalan otot jantung mungkin sesederhana memberikan pasien obat yang tepat. Pada pasien dengan penyumbatan di arteri, pengobatan mungkin serumit operasi pencangkokan bypass arteri koroner.

Tahap C

Tahap C di definisikan sebagai penyakit jantung struktural dengan gejala gagal jantung sebelumnya atau saat ini. Gagal jantung tahap C adalah masalah serius yang sering mengubah kehidupan sehari-hari.

Ada kerusakan dan gejala jantung, yaitu, jantung menjadi lemah dan tidak dapat menekan dengan baik, dan gejala gagal jantung (sesak napas, kelelahan, dan intoleransi olahraga) juga berkembang.

Gejala. Gejala umum gagal jantung tahap C adalah kesulitan bernapas—terutama dengan tenaga, kelelahan, dan toleransi olahraga yang rendah. Pasien juga dapat mengalami pembengkakan di pergelangan kaki, tungkai atau perut, pusing atau merasa ingin pingsan, atau penurunan ketajaman mental.

Diagnosis. Ekokardiogram adalah tes yang paling umum di gunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung dan apakah ada gagal jantung. Tes lain untuk mendiagnosis gagal jantung termasuk pemindaian MRI, MUGA, atau uji stres nuklir yang menggunakan pewarna radioaktif dan mesin pencitraan untuk melihat lebih dekat darah yang mengalir ke jantung.

Pengobatan. Tahap C di obati dengan kombinasi obat-obatan. Terapi gagal jantung telah terbukti mencegah gagal jantung memburuk dan meningkatkan kelangsungan hidup.

Obat-obatan ini termasuk:

ACE inhibitor, ARNi, dan ARB untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung.
Beta-blocker untuk membantu memperlambat detak jantung dan memompa darah lebih efisien, dan memungkinkan jantung mempertahankan kekuatan.
Mineralocorticoid receptor antagonist (MRA) untuk menghilangkan kelebihan cairan dan kehilangan kalium.
Ivabradine untuk memperlambat detak jantung dan mengurangi rawat inap pada beberapa pasien.
Selain obat-obatan di atas, penambahan hydralazin dan nitrat dapat membantu meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pada beberapa pasien.

Diu retik dapat di berikan untuk pasien yang menahan cairan dan di goksin untuk pasien yang terus mengalami gejala gagal jantung. Perangkat implan, seperti alat pacu jantung atau defibrilator, melindungi dari irama jantung yang berbahaya. Rehabilitasi jantung juga sering di resepkan untuk membantu.

Penting untuk mengikuti perawatan dokter. Bahkan jika kamu merasa baik-baik saja, tanpa pengobatan tahap ini dapat berkembang memburuk. Aritmia atau curah jantung dapat berkurang, artinya jantung tidak memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Bila itu terjadi, organ vital seperti ginjal bisa rusak.

Stadium Gagal Jantung Mulai dari Tingkat A hingga D sering mendorong tubuh menahan garam dan cairan, jadi di sarankan untuk mengonsumsi makanan rendah garam untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan. Dalam kasus gagal jantung lanjut, cairan pun di batasi. Alkohol juga perlu di hindari karena dampaknya terhadap jantung dan ritme jantung. Kelangsungan hidup lima tahun gagal jantung stadium C adalah 75 persen, tetapi terapi gagal jantung sangat berhasil dalam mencegah perkembangan gagal jantung. Terapi gagal jantung termasuk minum obat sesuai resep. Bisa juga operasi untuk menanamkan perangkat seperti internal cardioverter defibrillator (ICD) untuk menghentikan irama jantung yang mengancam jiwa atau alat pacu jantung untuk membantu detak jantung dalam urutan normal. Selain itu, melakukan perubahan gaya hidup yang ramah jantung.

Tahap D

Di definisikan sebagai penyakit jantung refrakter (gejala secara signifikan membatasi kehidupan sehari-hari meskipun sudah di obati), memerlukan intervensi khusus. Tahap D adalah tahap gagal jantung yang paling parah. Fungsi pemompaan jantung sering kali sangat berkurang dan tidak memenuhi kebutuhan organ lain.

Gejala. Gejala gagal jantung tahap D sama dengan tahap C, yaitu sesak napas, kelelahan, bengkak di kaki dan perut, dan sebagainya, dan kemungkinan lebih parah. Pasien sering kali punya riwayat beberapa rawat inap karena gejala gagal jantung yang memburuk.

Diagnosis. Selain gejala gagal jantung dan rawat inap, berbagai tes diag nostik di lakukan. Untuk memastikan diag nosis lebih lanjut, kateterisasi jantung sering di lakukan untuk mengukur tekanan dan fungsi pemompaan jantung. Pasien lain mungkin menjalani tes stres yang menunjukkan penurunan kapasitas olahraga yang parah karena fungsi jantung yang buruk.

Pengobatan. Ada tiga kategori luas untuk mengobati gagal jantung stadium D. Pilihan pengobatannya termasuk transplantasi jantung, pompa jantung mekanis, dan obat intravena yang mambuat jantung untuk memompa lebih keras. Jenis pilihan pengobatan Stadium Gagal Jantung Mulai dari Tahap A hingga D di sesuaikan dengan masing-masing pasien dan pengambilan keputusan bersama antara pasien dan dokternya.

Untuk tujuan memaksimalkan harapan hidup dan memperbaiki gejala, operasi jantung dengan transplantasi jantung atau pompa jantung mekanis memiliki data terbaik. Obat intravena dapat memperbaiki gejala untuk sementara, tetapi tidak terbukti membuat pasien hidup lebih lama, mengutip The Healthy.

Keberhasilan pengobatan masih sangat bergantung pada tingkat komitmen dan perubahan gaya hidup yang signifikan yang harus di penuhi oleh pasien. Misalnya, pasien yang menerima transplantasi jantung harus terus minum obat untuk menekan sistem kekebalan dan mencegah sistem kekebalan menolak jantung baru.

Itulah empat tahapan atau Stadium Gagal Jantung Mulai dari Tahap A hingga D. Gagal jantung bisa menjadi kondisi yang mengancam nyawa apabila tidak di obati. Hidup dengan kondisi ini berarti kamu perlu menjaga kesehatan jantung dengan gaya hidup ramah jantung dan pengobatan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Kalau kamu merasa mengalami gejala yang berkaitan dengan jantung, temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang di butuhkan.

SUMBER : 88PIANOQQ.INFO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *