Uncategorized

5 Alasan Orang Menyukai Senja

5 Alasan Orang Menyukai Senja, Apakah Kamu Salah Satunya?
5 Alasan Orang Menyukai Senja

PianoQQ Lounge 5 Alasan Orang Menyukai Senja Siapa, nih, yang merasa sebagai penikmat senja? Kamu selalu terpukau dengan saat-saat tenggelamnya matahari. Baik dirimu menyaksikannya sendiri atau hanya melihat foto-foto bertema senja, rasanya ada kedamaian yang menyelinap di hati.

Ya, senja memang salah satu fenomena alam yang di sukai banyak orang karena keindahannya. Momen matahari tenggelam akan tampak sempurna bila kamu berada di pantai atau alam terbuka. Akan tetapi, perjalanan pulang kerja yang bersamaan dengan menjelang terbenamnya matahari juga tak kalah menyenangkan.

Kamu sedang bersama teman pun, obrolan bisa seketika berhenti ketika langit mulai merah. Senja seperti membawa nuansa tersendiri yang cocok sekali buat merenung atau sekadar menikmati fenomena ini sampai berakhir. Ada beberapa alasan orang menyukai senja, apakah kamu salah satu yang menikmatinya?

1. Takjub dengan perubahan warna langit

Ketika senja tiba, Tuhan seolah-olah sedang melukis dengan langit sebagai kanvas-Nya. Biru terang langit sepanjang pagi hingga awal sore perlahan-lahan berubah kemerahan sampai akhirnya nanti gelap pekat. Perubahan warna luasnya langit ini amat indah dan sayang di lewatkan.

Durasinya barangkali hanya beberapa menit, tetapi menyajikan perubahan pemandangan yang sangat mencolok. Langit pun bak bersalin wajah. Bukan gelapnya malam menelan terangnya siang yang terkesan kejam, melainkan perubahan cantik dan perlahan-lahan yang memukau siapa pun yang memandangnya.

Kamu seketika membayangkan betapa besarnya kekuasaan Tuhan yang mampu menggoreskan warna senja yang indah di berbagai belahan bumi. Dirimu melihatnya dari satu titik di muka bumi ini saja sudah kehabisan kata-kata saking takjubnya. Apalagi jika kamu mampu melihat senja yang sambung-menyambung di berbagai belahan bumi.

2. Momen istimewa setelah hari yang melelahkan

Dari pagi hingga petang datang, kamu dan banyak orang lainnya tenggelam dalam kesibukan. Tubuh dan jiwa sudah di hajar oleh rasa lelah dari beragam aktivitas. Kemudian datanglah saat-saat menjelang matahari terbenam yang seolah-olah mengangkat seluruh rasa penat itu.

Terkadang, kamu menjadikan indahnya langit di pengujung sore nanti sebagai penyemangat menjalani hari. Gak apa-apa berlelah-lelah dulu, toh nanti ada indahnya pemandangan senja sebagai obatnya. Dengan menyaksikan matahari perlahan-lahan turun ke kaki langit, di rimu merasa tak capek sendirian.

Matahari seakan-akan juga telah bekerja dari pagi sampai sore. Namun di akhir jam kerjanya, ia masih memberikan pemandangan terbaiknya untuk seluruh manusia. Kamu menyimpulkan bahwa selelah-lelahnya dalam bekerja, di rimu gak boleh pulang dengan sejuta keluhan untuk orang-orang di rumah.

3. Gambarkan cara berpamitan yang indah

Pamit itu menyedihkan karena berarti ada yang harus pergi. Sebagai orang yang di pamiti, kamu tentu merasa kehilangan sebab harus melepaskan. Akan tetapi, pamit ternyata tak selalu harus di iringi dengan tangisan.

Matahari yang setiap hari undur diri dari pandanganmu berpamitan dengan cara yang indah. Selama tidak ada awan mendung yang terlalu tebal, keindahan senja bisa di nikmati oleh semua orang. Begitulah manusia perlu belajar dari cara sopan matahari dalam berpamitan.

Apabila keperluanmu terhadap seseorang sudah usai, jangan mencampakkannya. Meski kamu tetap harus pergi, berpamitlah secara baik-baik. Dalam hubunganmu dengan siapa pun, datang serta pergilah dengan meninggalkan kesan yang baik.

4. Udara yang makin sejuk

Senja tidak hanya memukau di mata, melainkan juga di sekujur tubuh karena udara panas sepanjang siang telah berubah menjadi makin sejuk. Kamu bisa merasakan angin bertiup pelan-pelan membawa kesegaran pada raga yang lelah. Nyaman sekali duduk di akhir sore sambil menikmati senja.

Apalagi bila dirimu bisa menikmatinya dari tepi pantai. Kamu pasti baru mau beranjak selepas langit benar-benar gelap. Namun, tinggal di perkotaan dan hanya dapat menikmati senja dari balkon atau balik jendela kendaraan juga tetap memberimu kedamaian. 

Kalau jalanan tak terlalu berbau asap kendaraan, kamu pasti lebih suka menurunkan jendela demi membiarkan angin sore masuk. Warna langit yang indah ditambah sejuknya udara mengisi ulang energimu yang sudah hampir habis. Jika kamu di rumah, tambahan secangkir teh bakal membuat petangmu makin sempurna!

5. Lebih mudah disaksikan daripada matahari terbit

Sebenarnya matahari terbit juga tak kalah indah dari ketika ia tenggelam. Penikmat senja biasanya juga menyukainya. Hanya saja, menikmati terbitnya matahari di pagi hari sering kali tidak mudah.

Rasa lelah tak jarang membuatmu bangun sedikit kesiangan sehingga tidak sempat melihat gelapnya langit retak perlahan-lahan oleh terbitnya matahari. Atau dirimu sudah bangun tepat waktu, tetapi gak segera membuka jendela. Pagi hari menjadi waktu yang amat sibuk lantaran kamu harus bergegas ke kantor dan menyiapkan anak yang hendak berangkat ke sekolah.

Keluar dari rumah, matahari telah cukup tinggi. Sementara itu, di sore hari dirimu jelas masih terjaga dan tidak sedang dalam keadaan tergesa-gesa. Kamu tak perlu mengejar senja, melainkan senja yang seakan-akan menghampirimu untuk memamerkan keindahannya.

Di tangan para penulis, senja juga bisa sangat menginspirasi. Latar senja kerap dipilih untuk menciptakan kesan romantis dalam karya mereka. Keindahan senja memang pantas dikagumi oleh siapa saja. Mungkin, itu salah satu alasan orang menyukai senja.

Orang yang menyukai senja juga tidak berarti cengeng atau mendewakan perasaannya. Baik pria maupun perempuan sangat boleh mencintai senja. Meski berlangsung singkat, memandangi langit kala senja nyatanya mampu memberikan ketenteraman pada jiwa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *