Uncategorized

5 Tanda Sifat Perfeksionis yang Toksik

5 Tanda Sifat Perfeksionis yang Toksik, Kamu Bisa Relate?
5 Tanda Sifat Perfeksionis yang Toksik

PianoQQ Lounge 5 Tanda Sifat Perfeksionis yang Toksik Sebagai manusia, kita tentu menginginkan hasil terbaik dalam segala hal yang kita lakukan. Perfeksionisme memang bisa menjadi kualitas yang baik di berbagai situasi, baik di dunia akademik, pekerjaan, atau di kehidupan sehari-hari. Sebab, sifat ini memotivasi kita untuk selalu mengerahkan usaha maksimal demi hasil yang optimal.

Namun, sebagian orang cenderung terobsesi dalam mengejar kesempurnaan. Padahal, tak ada yang sempurna di dunia ini. Sifat perfeksionis yang berlebihan pada akhirnya bisa berubah menjadi toksik dan berdampak pada kualitas hidup seseorang. Untuk menghindarinya, yuk, simak tanda sifat perfeksionis yang toksik berikut ini!

1. Sulit menerima kegagalan

Seseorang yang terlalu perfeksionis biasanya kesulitan menerima kegagalan. Mereka menganggap kesalahan sebagai suatu hinaan dan kekalahan telak. Di mata mereka, dunia akan runtuh jika mereka gagal. Alhasil, mereka mudah merasa tertekan saat membuat kesalahan kecil dan cenderung menjadi terlalu keras pada diri sendiri.

Seorang perfeksionis kerap mengukur value mereka berdasarkan kesuksesan dan merasa gagal jika tidak mencapai standar tinggi yang mereka tetapkan. Jika kamu merasa relate dengan hal ini, ini bisa menjadi bahwa sikap perfeksionis yang kamu miliki bersifat toksik. 

2. Mengkritik diri sendiri berlebihan

Sifat perfeksionis yang toksik juga dapat tercermin dari seringnya seseorang mengkritik diri sendiri. Hal ini bukan tanpa alasan. Mereka memiliki standar yang sangat tinggi, dan ketika mereka atau orang lain tidak berhasil mencapai standar tersebut, mereka akan mudah marah. Mereka juga akan menyalahkan diri sendiri atau orang lain.

Tak heran, para perfeksionis cenderung sulit bekerja sama dengan orang lain karena mereka ingin mengendalikan semuanya. Mereka mungkin tidak percaya pada kemampuan orang lain dan merasa bahwa hanya mereka yang bisa mencapai tingkat kesempurnaan yang di inginkan. Tentunya, ini bisa menghambat kerja sama dalam tim..

3. Tidak pernah merasa cukup

Telah di sebutkan sebelumnya bahwa seorang perfeksionis yang toksik memiliki standar tinggi dalam segala aspek kehidupan. Mereka selalu mengejar standar yang sangat tinggi yang hampir tidak mungkin dicapai. Dengan begitu, mereka selalu merasa tak cukup baik dalam apa pun yang dilakukan.

Bahkan meskipun orang lain telah memuji hasil kerja mereka, jika itu tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, mereka tetap tidak merasa puas. Hal ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang. Selalu merasa tidak cukup bisa membuat mereka selalu tertekan dan tidak bahagia. 

4. Sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain

Karena selalu menuntut kesempurnaan, seseorang dengan sikap perfeksionis yang toksik cenderung suka membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini karena mereka merasa perlu untuk selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal.

Ketika melihat orang lain mencapai kesuksesan, mereka merasa cemburu atau merasa rendah diri. Padahal tanpa disadari, terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain dapat mengganggu persepsi diri dan membuat kita kesulitan merasa bahagia.

5. Suka menunda pekerjaan

Sifat perfeksionis yang toksik juga dapat terlihat dari sukanya menunda-nunda pekerjaan. Hal ini karena mereka khawatir pekerjaan yang dilakukan tidak sempurna, sehingga mereka terjebak dalam prokrastinasi yang tak berujung.

Alhasil, pekerjaan menumpuk, stres meningkat, dan produktivitas menurun. Jika kamu merasa dirimu selalu menunda pekerjaan karena takut tidak dapat mencapai hasil yang sempurna, ini bisa menjadi indikasi sifat perfeksionis yang berlebihan.

Mengenali tanda sifat perfeksionis yang toksik di atas akan menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidupmu. Ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna, dan terkadang kita perlu terjatuh untuk bisa bangkit dan belajar dari kesalahan. Karenanya, lakukanlah yang terbaik, tapi jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *