BERITA KESEHATAN BERITA UNIK TIPS & TRICK

7 Cara Mengatasi Trauma Akibat Gempa pada Anak

PianoQQ Lounge 7 Cara Mengatasi Trauma Akibat Gempa pada Anak Ada tujuh cara untuk mengatasi trauma pada anak pasca gempa. Salah satunya adalah dengan meyakinkan anak kalau mereka akan selalu baik-baik saja.

Gempa Cianjur, Ini 7 Cara Mengatasi Trauma Akibat Gempa pada Anak

7 Cara Mengatasi Trauma Akibat Gempa pada Anak Bencana alam seperti gempa memang diketahui dapat berisiko sebabkan dampak psikologis, yaitu trauma. Kondisi tersebut dapat menimbulkan sejumlah gejala ketika seseorang terpicu. Misalnya seperti keringat dingin, meningkatnya detak jantung, susah berkonsentrasi, serta terganggunya pola tidur normal. 

Hal-hal tersebut tak hanya dapat dialami oleh orang dewasa saja, karena anak-anak juga dapat mengalaminya. Ketika hal tersebut terjadi pada anak-anak, langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma pada anak?

Upaya Mengatasi Trauma pada Anak

Bencana alam bukan hanya meningkatkan duka dan kesedihan, tapi juga trauma mendalam. Trauma gempa yang terjadi kemarin dapat menyerang siapa pun, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Hal tersebut yang membuat para volunteer bukan hanya terfokus pada sandang, pangan, papan, serta kesehatan fisik saja. Trauma pada anak pun perlu diperhatikan untuk menghindari gangguan psikologis atau stres pasca gempa. Berikut adalah langkah untuk mengatasi trauma pada anak pasca gempa: 

1. Yakinkan anak

Meyakinkan anak-anak bahwa mereka akan selalu baik-baik saja. Cara tersebut akan membantu mereka merasa lebih tenang. Hal yang diperlukan adalah komunikasi terbuka. Jangan memarahi mereka saat mereka menangis, karena hal tersebut akan membuat pemulihan pasca trauma menjadi lebih sulit.

2. Tutup akses media

Cara mengatasi trauma gempa pada anak selanjutnya dapat dilakukan dengan menutup semua akses media, baik online hingga televisi. Pasalnya, semakin sering mereka menonton keadaan pasca gempa, maka pikiran dan kondisi psikologisnya akan semakin kacau.

3. Biarkan anak mengekspresikan perasaannya

Biarkan anak-anak mengekspresikan perasaan dengan cara apa pun. Mereka akan berbicara tentang perasaan dan ketakutan mereka untuk mengalihkan rasa cemasnya.

4. Jangan paksa anak bicara

Ketika mereka ingin bercerita, jadilah wadah untuk menampung. Namun, ketika mereka hanya ingin berdiam diri, jangan paksa mereka bicara. Terus mendesaknya untuk berbicara hanya akan membuat tingkat stres anak meningkat. Alih-alih menyembuhkan trauma pada anak, mereka bisa saja mengalami gangguan psikologis, seperti depresi.

5. Ajak anak untuk beraktivitas bersama

Hal ini dapat dilakukan ketika anak-anak sudah terlihat tenang dan bisa diajak berkomunikasi. Selanjutnya, ajak mereka untuk beraktivitas, seperti bermain sepakbola, membaca buku cerita, atau menggambar. Kegiatan-kegiatan tersebut akan mengalihkan pikirannya pada gempa yang baru menimpanya. 

Biasanya, volunteer yang datang untuk membantu akan menyiapkan posko untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak, dan menjadi pilihan yang tepat untuk menjalani trauma healing.

6. Berikan afirmasi positif pada anak

Hal selanjutnya yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberikan afirmasi positif pada anak. Ketika melakukannya, gunakanlah kata-kata yang baik dan membangun. Kemudian, berikan pujian karena anak sudah kuat dan mau berusaha keras menghadapi traumanya.

Beritahu anak bahwa orang tuanya bangga terhadap mereka. Bersabarlah ketika mereka melakukan kesalahan. Selain itu, tunjukkan cinta, dengan menggunakan pelukan, senyuman, kata-kata, dan tindakan peduli untuk menunjukkan cinta. 

7. Buat rutinitas keluarga

Rutinitas keluarga juga dapat membantu anak-anak merasa aman dan terjamin. Karena itu, orang tua dapat membuat rutinitas yang tepat terkait waktu makan, berolahraga, dan jam tidur malam yang sesuai. Sebab, rutinitas yang terkendali dapat membantu menjaga kesehatan pikiran dan tubuh anak saat mereka tenang. 

Orang tua juga dapat mendorong anak untuk mengunjungi temannya. Ketika anak sudah kembali masuk sekolah, beritahu pengasuh atau guru anak apa yang telah terjadi. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka mendukung dan merawat anak.

Trauma pada anak memang dapat segera diatasi. Tetapi, pada sebagian anak, trauma akibat gempa akan menimbulkan reaksi yang lebih dari mereka. Akibatnya, anak bisa saja kesulitan tidur, mengalami penurunan nafsu makan, takut tidur sendirian, bermimpi buruk, menangis terus-menerus, bahkan menarik diri dari pergaulan. Ketika anak yang mengalami trauma gempa dengan gejala-gejala tersebut, anak harus terus dipantau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *