cacar monyet
BERITA KESEHATAN

Cacar Monyet Kenali Gejalanya

PIANOQQ Lounge – Cacar Monyet Kenali Gejalanya. Infeksi ini ditemukan di Inggris setelah Public Health England (PHE) menyatakan dua warganya positif terdiagnosis penyakit langka ini. Kedua pasien tersebut diketahui baru melakukan perjalanan ke Nigeria, Afrika Barat. Di wilayah tersebut, cacar monyet tengah menjadi wabah. Mengetahui gejala dan penyebabnya terbilang perlu sebagai salah satu langkah pencegahan. BandarQ Online

Penyakit cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit zoonosis, dimana virus penyebabnya dapat menyebar dari hewan ke manusia. Bagi sebagian besar orang, mungkin penyakit ini terdengar asing karena memang sudah jarang ditemukan.

Penyebaran

Virus monkeypox merupakan penyebab dari cacar monyet. Virus ini masuk dalam kelompok poxviridae, bersama dengan virus penyebab smallpox. Itulah sebabnya sejak berhasilnya eliminasi variola (smallpox) berkat imunisasi, penyakit cacar monyet pun ikut menurun angka kejadiannya.

Virus ini menyebar melalui kontak langsung manusia dengan cairan tubuh, darah, atau kulit dari hewan yang terinfeksi. Hewan yang terinfeksi umumnya adalah monyet, tupai, dan tikus Gambian. Selain itu, penyebaran penyakit ini juga dapat terjadi dari manusia ke manusia.

Bila seseorang kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, atau lendir dari pernapasan penderita infeksi, maka orang tersebut berpotensi untuk ikut terinfeksi. Virus ini juga terdapat dalam droplet (partikel kecil) sehingga ketika penderitanya batuk, bersin, orang-orang di sekitarnya dapat terinfeksi.

Setelah virus ini masuk ke dalam tubuh seseorang, gejalanya akan timbul antara 4-20 hari kemudian (masa inkubasi). Gejalanya sendiri terdiri dari dua fase, yaitu:

  • Fase invasi atau pra-erupsi, terjadi selama 5 hari. Demam adalah gejala pertama yang muncul. Suhu tubuh dapat mencapai 38,5-40,5 derajat Celcius. Demam disertai dengan menggigil, keringat dingin, sakit kepala hebat, nyeri punggung, nyeri otot, pembesaran kelenjar getah bening terutama di daerah leher dan rahang, serta badan lemas.
  • Fase erupsi kulit, terjadi 1-3 hari setelah demam. Pada fase ini muncul ruam kemerahan yang berawal dari wajah kemudian ke seluruh tubuh. Ruam tersebut kemudian berubah menjadi bintik berisi air (lenting), bernanah, dan menjadi koreng (krusta) yang dapat lepas.

Selain gejala di atas, penderita juga dapat alami komplikasi (penyulit) mulai dari infeksi bakteri pada luka, infeksi paru (pneumonia), gangguan pernapasan, infeksi mata, kebutaan, hingga radang otak (ensefalitis).

Untuk menetapkan diagnosis penyakit ini tidak hanya melalui gejala klinis saja. Petugas umumnya akan mengambil cairan dari lesi kulit penderitanya lalu melakukan serangkaian pemeriksaan di laboratorium untuk menemukan virus cacar monyet.

Cacar monyet dapat sembuh sendiri

Meski penyebarannya relatif cepat, umumnya dapat sembuh sendiri (self-limited) layaknya penyakit akibat virus lainnya. Penyembuhannya umumnya memerlukan waktu 2-4 minggu. Komplikasi yang berat hingga kematian terjadi pada pasien yang memang mengalami kondisi penyulit seperti gizi buruk. Pengobatan umumnya bertujuan untuk mengurangi gejala seperti demam, nyeri kepala, nyeri otot.

Sejauh ini belum ada vaksin yang secara spesifik mencegah infeksi. Namun, vaksin terhadap cacar (smallpox) efektivitasnya mencapai 85 persen untuk mencegah cacar monyet.

Langkah pencegahan yang paling efektif adalah mengurangi kontak antara hewan dan manusia. Usahakan tidak memelihara hewan yang dapat terinfeksi cacar monyet, seperti hewan-hewan primata. Kalaupun Anda melakukan kontak dengan hewan, cucilah tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Jangan lupa laporkan kepada petugas kesehatan bila Anda menemukan hewan yang menunjukkan gejala seperti mata berair dan ada luka terbuka di kulit.

Memang kasus cacar monyet yang baru-baru ini terjadi, berada jauh di Inggris. Namun, tak ada salahnya untuk Anda tetap waspada. Salah satunya adalah dengan mengetahui gejala dan penyebab cacar monyet. Selain itu, lakukan juga langkah-langkah pencegahan yang disebutkan di atas agar terhindar dari penyebaran penyakit ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *