Uncategorized

Mitos dan Fakta Self-Harm: Mengungkap Realitas yang Terabaikan

PianoQQ Lounge Mitos dan Fakta Self-Harm: Mengungkap Realitas yang Terabaikan Banyak mitos seputar self-harm yang menyebabkan kesalahpahaman dan stigma. Kamu bisa menghubungi psikiater di Halodoc untuk mengetahui informasi tentang self harm lebih mendalam.

Mitos dan Fakta Self-Harm: Mengungkap Realitas yang Terabaikan

Mitos dan Fakta Self-Harm: Mengungkap Realitas yang Terabaikan Self-harm adalah topik yang sering kali diabaikan atau dianggap tabu dalam masyarakat. Padahal, tindakan ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena bisa membahayakan nyawa seseorang.

Banyak mitos dan asumsi yang mengelilingi self-harm, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan stigma terhadap individu yang melakukan tindakan ini. Supaya tidak salah, berikut mitos dan fakta seputar self-harm yang wajib kamu ketahui. 

Mitos dan Fakta Self-Harm

Berikut berbagai mitos dan fakta seputar self-harm yang perlu diluruskan:

1. Hanya untuk mencari perhatian

Tak sedikit orang yang menganggap kalau tindakan self-harm hanya untuk mencari perhatian saja. Faktanya, self-harm adalah tanda adanya kesulitan emosional yang serius. 

Orang yang melakukan self-harm biasanya tidak melakukan hal tersebut untuk mencari perhatian.

Mereka melakukan self-harm sebagai cara untuk mengatasi atau mengurangi rasa sakit emosional. 

Tindakan self-harm adalah respons terhadap tekanan emosional yang sangat besar dan sering kali merupakan cara bagi individu untuk mengekspresikan dan mengelola emosi yang sulit.

2. Biasanya dilakukan oleh remaja

Remaja memang termasuk kelompok yang rentan melakukan tindakan ini.

Akan tetapi, self-harm dapat terjadi pada individu dari berbagai usia. Jadi, orang dewasa pun bisa melakukan tindakan ini. 

Masalah kesehatan mental dan stres sering memicu tindakan self-harm pada siapa pun, tidak hanya pada remaja. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan kemungkinan self-harm pada kelompok usia lain.

3. Orang dengan gangguan mental saja yang melakukannya

Walaupun self-harm sering terkait dengan masalah kesehatan mental, tidak semua orang yang melakukannya memiliki diagnosis masalah kesehatan mental. 

Self-harm dapat menjadi cara seseorang mengatasi stres atau tekanan tanpa memiliki masalah kesehatan mental yang mendasarinya.

Hal ini menunjukkan kompleksitas individu dalam menanggapi dan mengatasi kesulitan mereka.

4. Hanya orang lemah yang melakukan tindakan ini

Self-harm hanya terjadi pada orang yang lemah atau tidak mampu mengatasi masalah, ini adalah mitos.

tidak mengindikasikan kelemahan, tetapi merupakan cara individu untuk mengatasi kesulitan yang mereka alami. 

Self-harm dapat terjadi pada orang-orang yang kuat namun sedang menghadapi situasi atau masalah yang sulit.

Tindakan self-harm sering kali merupakan mekanisme koping yang dipilih individu untuk mengatasi tekanan yang mereka hadapi.

5. Tindakan self harm hanya sebatas menyayat diri

Tentu saja ini mitos. Self-harm dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memotong diri, membakar diri, memukul diri, atau tindakan merusak lainnya. 

Setiap individu dapat memiliki preferensi metode self-harm yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai bentuk self-harm agar dapat memberikan bantuan yang tepat kepada mereka yang membutuhkannya.

6. Self harm termasuk upaya bunuh diri

Meskipun self-harm dapat meningkatkan risiko bunuh diri, tidak semua orang yang melakukannya bermaksud untuk bunuh diri. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *