BERITA KESEHATAN

Ini Bahaya Gaslighting dalam Hubungan bagi Kesehatan Mental

PianoQQ Lounge Ini Bahaya Gaslighting dalam Hubungan bagi Kesehatan Mental Gaslighting terjadi saat pelaku secara sengaja menyebabkan lawan bicaranya merasa tidak yakin terhadap kewarasannya. Ketika terjadi gaslighting dalam hubungan, pasangan yang menjadi korban bisa mengalami gangguan kesehatan mental jangka panjang.

Ini Bahaya Gaslighting dalam Hubungan bagi Kesehatan Mental

Ini Bahaya Gaslighting dalam Hubungan bagi Kesehatan Mental Gaslighting merupakan suatu bentuk kekerasan emosional. Hal ini terjadi saat pelaku secara sengaja menyebabkan lawan bicaranya merasa tidak yakin terhadap kewarasannya. Oleh sebab itu, korban mungkin merasa bingung, frustasi, atau pasrah.

Gaslighting bisa terjadi dalam banyak konteks dan lingkungan, namun sering sekali terjadi dalam hubungan. Ini adalah teknik kontrol yang biasanya seseorang lakukan dalam hubungan abusif sehingga pasangan merasa bahwa memori mereka akurat dan ia harus bergantung pada pelaku.

Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, akan ada dampak negatif pada kesehatan mental korban yang rawan terjadi. Simak berikut ini apa saja bahaya gaslighting dalam hubungan!

Dampak Gaslighting dalam Hubungan pada Kesehatan Mental

Pada dasarnya, perilaku gaslighting dalam hubungan bisa mendorong pasangan yang menjadi korban tidak lagi percaya pada pemikirannya sendiri. Karena hal ini, ada berbagai efek jangka panjang yang bisa terjadi, seperti:

1. Kepercayaan diri yang rendah

Ketika pasangan kerap mengatakan bahwa hal-hal yang kamu pikirkan, rasakan, atau lakukan adalah hal yang salah, sangat mungkin untuk kemudian merasa ragu terhadap kemampuan diri sendiri. Korban gaslighting juga akan merasa bersalah karena pelaku sering mengubah naratif cerita sehingga ia terlihat tidak bersalah. 

Oleh karena itu, korban cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah setelah terkena gaslighting untuk waktu yang lama. Persepsi diri akan semakin memburuk seiring waktu, hingga mereka merasa dirinya bodoh, gila, atau sulit untuk berada dalam hubungan. Semua hal ini juga akan berdampak pada penilaian diri secara keseluruhan.

2. Ketergantungan terhadap pelaku

Pelaku gaslighting dalam hubungan akan berusaha meyakinkan dengan segala cara bahwa dirinya adalah benar. Ia juga akan menyalahkan korban hingga di titik korban tidak bisa benar-benar membedakan mana kejadian yang nyata atau tidak di pikirannya. 

Ketika hal ini mulai terjadi, korban akan mulai bertanya-tanya dan merasa tidak yakin terhadap setiap memorinya tentang hubungan itu. Pada saat inilah korban mulai bergantung pada pelaku untuk memberitahu mereka fakta yang benar.

Sayangnya, dampak ini malah bisa semakin memperparah gaslighting karena korban memberikan lebih banyak kekuatan pada pelaku untuk memanipulasi korban.https://www.youtube.com/embed/f-57Jv8Nftc?start=19&feature=oembed

3. Gangguan kecemasan dan depresi

Korban gaslighting cenderung berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan atau depresi setelah mengalami gaslighting berulang kali. Salah satu taktik manipulasi yang bisa pelaku gunakan adalah membatasi akses korban ke dukungan sosial dan mencoba memisahkan mereka dari keluarga dan teman-teman.

Dengan mengisolasi korban, pelaku dapat mempertahankan kontrol dan mencegah korban mencari dukungan dan validasi dari orang lain. Isolasi sosial ini dapat memperburuk perasaan kesepian, kecemasan, dan depresi.

Selain itu, rasa skeptis yang muncul pada diri korban terhadap niat dan perilaku orang lain bisa menyebabkan rasa ketidakpastian terus menerus. Hal ini kemudian bisa menjadi gejala-gejala awal dari gangguan kecemasan.

4. Sulit memercayai orang lain

Trauma yang seseorang alami karena gaslighting bisa menempel hingga waktu yang lama. Korban bisa merasa marah, kecewa, dan merasa dikhianati oleh pasangan. Oleh karena itu, ada kemungkinan besar mereka akan jauh lebih berhati-hati dalam mempercayai orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *