Uncategorized

Reaksi Berlebihan pada Gigitan Nyamuk

Mengenal Sindrom Skeeter, Reaksi Berlebihan pada Gigitan Nyamuk
Reaksi Berlebihan pada Gigitan Nyamuk

Website terbesar dan terpercaya Reaksi Berlebihan pada Gigitan Nyamuk Gigitan nyamuk memang dapat menyebabkan bentol dan rasa gatal yang mengganggu. Dalam beberapa waktu, ia bisa reda dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika gejala semakin meradang, meluas, hingga menyebabkan demam selama berhari-hari, bisa jadi merupakan tanda kondisi yang disebut dengan sindrom skeeter.

Penyebab sindrom skeeter

Sindrom skeeter adalah kondisi yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam air liur nyamuk. Pada kondisi normal, gigitan nyamuk memang juga menyebabkan reaksi dari sistem kekebalan tubuh, tetapi ringan. Sementara pada sindrom skeeter, reaksi tersebut sangat kuat hingga menyebabkan alergi.

Tanda dan gejala sindrom skeeter

Orang yang memiliki sindrom skeeter akan mengembangkan peradangan yang signifikan dalam 8 hingga 10 jam setelah mendapatkan gigitan nyamuk. Termasuk di antaranya:

Bentol atau pembengkakan yang meluas.
Kehangatan pada kulit.
Adanya perubahan warna atau tekstur kulit, misalnya menjadi kemerahan atau lebih gelap.
Nyeri, yang menyerupai apa yang terjadi ketika ada infeksi.
Gatal.
Lepuh.
Demam.

Siapa saja yang dapat mengembangkan sindrom skeeter

Sindrom skeeter dapat memengaruhi siapa saja dari berbagai jenis kelamin atau usia. Namun, ada beberapa kelompok yang mungkin lebih rentan terhadap kondisi ini, yaitu:

Anak-anak yang masih sangat muda karena sistem kekebalan tubuh yang masih lemah atau belum terbentuk untuk gigitan nyamuk.
Orang dewasa yang lebih tua karena kemungkinan penurunan sistem imun tubuh.
Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis sindrom skeeter

Sindrom skeeter biasanya mudah dikenali dengan melihat gejala yang berkembang, yaitu adanya pembengkakan dan kemerahan yang besar dan meluas setelah digigit nyamuk. Selain itu, dokter juga akan menanyakan beberapa hal terkait potensi gigitan tersebut, seperti riwayat bepergian ke daerah tertentu, rentang waktu antara timbulnya ruam dan gigitan nyamuk, dan lain sebagainya.

Penanganan dan pencegahan

Penanganan sindrom skeeter biasanya melibatkan pemberian obat, seperti:

Antihistamin oral, yaitu obat khusus alergi. Misalnya cetirizine dan fexofenadine.
Pemberian krim hidrokortison pada area gigitan nyamuk untuk mengurangi peradangan.
Penggunaan obat pereda nyeri atau penurun demam yang dijual bebas. Misalnya ibuprofen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *